Senin, 21 November 2016

Makalah "MEMBUAT DAN MENGANALISIS PARAGRAF BERDASARKAN PERSYARATAN PARAGRAF YANG BAIK”



MAKALAH
BAHASA INDONESIA

MEMBUAT DAN MENGANALISIS PARAGRAF BERDASARKAN PERSYARATAN PARAGRAF YANG BAIK”
Oleh :

 ASDALIANI
14042001

Dosen Pembimbing :
Utami Dewi Pramesti, S.Pd., M.Pd.



UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraf. Paragraf merupakan salinan kecil sebuah karangan yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan. 
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf. Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan, sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf. 
  
B. RUMUSAN MASALAH
1.      Apa saja batasan paragraf ?
2.      Bagaimanakah struktur Paragraf ?
3.      Bagaimanakah persyaratan paragraf yang baik ?
4.      Bagaimanakah pola pengembangan paragraf ?
5.      Apa saja jenis – jenis paragraf ?

C. TUJUAN PENULISAN
1.      Mengetahui batasan paragraf
2.      Mengetahui struktur paragraf
3.      Mengetahui persyaratan paragraf yang baik
4.      Mengetahui pola pengembangan paragraf
5.      Mengetahui jenis – jenis paragraf
6.      Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah bahasa Indonesia


BAB II
PEMBAHASAN
A. BATASAN PARAGRAF
Batasan paragraf dapat dipahami melalui pengertiannya, Pengertian paragraf ini ada beberapa pendapat, antara lain :
1.      Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru).
2.      The Jiang Gie dan A. Didyamartaya, paragraf ialah satuan pembagian lebih kecil di bawah sesuatu bab dalam buku. Paragraf biasanya diberi angka Arab.

B. STRUKTUR PARAGRAF
Sebuah paragraf selalu memiliki satu topik bahasan dan beberapa penjelasan tentang topik. Satu topik bahasan diwujudkan dalam sebuah kalimat yang disebut dengan kalimat topik, sedangkan penjelasan topik diwujudkan dalam beberapa kalimat yang disebut kalimat penjelas. Dengan demikian, setiap paragraf selalu memiliki topik dan penjelas.
Dilihat dari keberadaan kalimat topik, paragraf dapat dipilih menjadi dua macam, yaitu :
1.      Paragraf yang memiliki kalimat topik. Arinya, dalam paragraf ini, topik bahasan paragraf diwujudkan dalam kalimat.
2.      Paragraf yang tidak memiliki kalimat topik. Artinya dalam paragraf ini, topik bahasan paragraf tidak diwujudkan dalam kalimat topik tetapi terselubung dalam keseluruhan kalimat–kalimat penjelas. Paragraf jenis ini umumnya berbentuk paragraf deskripsi atau atau paragraf narasi.
1.      Paragraf Yang Memilki Kalimat Topik
Paragraf yang memiliki kalimat topik umumnya berbentuk paragraf eksposisi, paragraf argumentasi,atau paragraf persuasi. Letak kalimat topik pada jenis ini adalah (a)di awal paragraf, (b)di akhir paragaraf, (c)di awal dan diakhir paragraf. Ketiga letak kalimat topik tersebut dijelaskan satu persatu berikut ini.
1.    Kalimat Topik di Awal (Paragraf Deduktif)
Paragraf yang memiliki kalimat topik di awal disebut dengan paragraf deduktif. Paragraf seperti ini dimulai dengan sebuah kalimat topik dan diikuti dengan beberapa kalimat penjelas. Namun perlu dipahami, kalimat topik yang terletak di awal ini harus dipahami juga dapat terletak di bagian awal seperti pada kalimat kedua, atau kalimat ketiga jika paragraf itu sangat penting. Artinya, paragraf yang memiliki kalimat topik pada kalimat kedua atau ketiga tetap disebut sebagai kalimat topik diawal paragraf. Paragraf seperti ini biasanya memiliki kalimat pengantar atau pendahuluan yang dijadikan kalimat pertama dan kedua.
Contoh :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru.

2.    Kalimat Topik di Akhir (Paragraf Induktif)
Kalimat topik sebuah paragraf dapat pula diletakkan di akhir paragraf. Paragraf yang memiliki kalimat topik di akhir paragraf ini disebut juga dengan paragraf induktif. Artinya, paragraf seperti ini dimulai dengan beberapa kalimat penjelas dan ditutup dengan sebuah kalimat topik.
Contoh :
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif dan efisien.

3.    Kalimat Topik di Awal dan Akhir
Kalimat topik sebuah paragraf dapat pula diletakkan di awal dan di akhir paragraf. Artinya, dalam sebuah paragraf terdapat dua kalimat topik yang berbeda cara pengungkapannya tetapi tetap menyajikan satu topik bahasan (paragraf). Paragraf yang memiliki kalimat topik di awal dan di akhir paragraf ini disebut juga dengan paragraf campuran. Paragraf seperti ini dimulai dengan sebuah kalimat topik dan diikuti dengan beberapa kalimat penjelas, serta di tutup kembali dengan sebuah kalimat topik.
Contoh :
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.


2.      Paragraf Yang Tidak Memiliki Kalimat Topik
Paragraf yang tidak memiliki kalimat topik umumnya berbentuk deskripsi dan paragraf narasi. Harus dipahami, paragraf jenis ini tetap memiliki topik bahasan (paragraf) namun tidak diungkapkan dalam sebuah kalimat topik.
Dalam paragraf jenis ini, topik bahasan diungkapkan oleh keseluruhan kalimat penjelasan yang berarti pula topik paragraf tersirat dalam paragraf.
Contoh paragraf deskripsi ( paragraf deskripsi biasanya dipakai untuk melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita ) :
                        Di depan pembaringan ada sebuah kursi kayu empat segi. Agak kecil. Masih ada kursi lainnya. Sebuah kursi rotan berbalut plastik. Plastiknya sudah putus pada beberapa bagian. Itulah isi ruangan serba guna itu. Ruangan tidur yang merangkap sebagai ruangan makan. Dan meski sejak setahun mereka tinggal di sana belum ada tamu yang berkunjung, tapi ruang tidur dan ruang makan itu juga akan berfungsi sebagai ruang tamu. Yaitu kalau kelak ada tamu yang tersesat bertandang ke rumah mereka. 
            Contoh paragraf narasi (paragraf narasi biasanya berisi  rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita) :
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.


C. PERSYARATAN PARAGRAF YANG BAIK
Persyaratan paragraf yang baik telah dikemukakan oleh beberapa pakar. Berikut ini akan dikemukakan para pakar yang telah menjelaskan syarat paragraf yang baik itu.
Suriamiharja (1996:48) dalam Bahasa Indonesia Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi oleh Ermanto dan Emidar mengemukakan tiga syarat pembentukan paragraf. Pertama, kesatuan (kohesi) yakni semua kalimat yang membina paragraf itu secara bersama-sama menyatakan satu hal, satu tema tertentu. Kedua, kepaduan (koherensi) yakni kekompakkan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk paragraf itu. Ketiga, pengembangan/ kelengkapan paragraf yakni kelengkapan penyusunan atau perincian dari gagasan yang membina paragraf itu.
Widjono Hs (2005:167) dalam Bahasa Indonesia Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi oleh Ermanto dan Emidar mengemukakan lima syarat paragraf yang  baik. Pertama, kesatuan paragraf (kesatuan pikiran) yakni seluruh kalimat harus merupakan kesatuan, tidak satu kalimat pun yang sumbang, yang tidak mendukung kesatuan paragraf. Kedua, kepaduan yakni kalimat-kalimat itu memiliki hubungan logis sehingga menghasilkan kejelasan struktur dan makna dan menghasilkan paragraf yang satu padu, utuh dan kompak. Ketiga, ketuntasan yakni kesempurnaan seperti ketuntasan klasifikasi atas ketuntasan bahasa. Keempat, konsistensi sudut pandang yakni cara penulis menempatkan diri dalam karangan. Kelima, keruntutan yakni penyusunan urutan gagasan dalam karangan.
Semi (1989:61) dalam Bahasa Indonesia Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi oleh Ermanto dan Emidar mengemukakan empat syarat paragraf yang baik. Pertama, kesatuan yakni semua kalimat yang membina paragraf harus menyatakan atau mendiskusikan hal yang sama. Kedua, keherensi atau penyatuan yakni masing – masing kalimat mempunyai hubungan timbal balik yang baik dan teratur. Ketiga, kecukupan pengembangan yakni suatu ide pokok dikembangkan atau dijelaskan secukupnya sehingga tercapai tujuan tertentu. Keempat, susunan yang terpola yakni gagasan atau topik disusun dalam suatu pola susunan yang baik seperti susunan kronologis, susunan ruang, atau susunan logis.
Berdasarkan uraian persyaratan paragraf yang dikemukakan oleh pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa paragraf yang baik harus memiliki pesyaratan di bawah ini :
1.    Kesatuan topik bahasan (Kohesi)
Seluruh kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf merupakan satu kesatuan dalam menjelaskan topik bahasan (paragraf) tersebut. Setiap kalimat harus selalu mengacu dan menjelaskan topik bahasan. Setiap kalimat harus selalu mengacu dan menjelaskan topik bahasan (paragraf) tersebut. Artinya secara substansi, sebuah paragraf hanya mengemukakan satu topik bahasan (paragraf) dan semua kalimat di dalam paragraf harus menjelaskan satu topik bahasan (paragraf) itu.
2.    Kepaduan bahasa pengungkapan (koherensi)
Paragraf yang  baik juga harus memperlihatkan kepaduan bahasa pengungkapan antarkalimat. Setiap kalimat juga menunjukkan adanya keterkaitan secara kebahasan sehingga menunjukkan kepaduan dalam mengungkapkan suatu topik bahasan.
3.    Ketuntasan pengembangan
Paragraf yang baik harus dikembangakan secara tuntas.
4.    Keruntutan penyusunan
Paragraf yang baik harus disusun secara runtut. Keruntutan susunan paragraf ini dapat diwujudkan dengan penggunaan susunan yang logis seperti logika kronologis, logika ruang, dan logika ilmiah.

D. POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF
Pola pengembangan paragaf dibagi menjadi beberapa bagian antara lain adalah :
1.    Pola Pengembangan Paragaf Deduktif
Paragraf deduktif adalah  paragraf yang diawali dengan hal-hal yang bersifat umum dan diperjelas dengan hal-hal yang bersifat  khusus. Pada paragraf deduktif kalimat utamanya berada di awal paragraf.
2.    Pola Pengembangan Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang dikembangkan mulai dengan hal-hal yang khusus  ke hal-hal yang umum. Paragraf induktif kalimat utamanya berada di akhir paragraf. Pola pengembangan paragraf induktif dibagi menjadi beberapa bagian antara lain :
a.       Generalisasi, paragaraf yang dikembangkan dengan pola hubungan dari khusus ke umum.
contoh: Gelombang cinta merupakan salah satu jenis anthurium yang mempunyai harga mahal. Jenmani juga merupakan anthurium yang banyak dicari karena harganya yang fantastis. Selain karena harganya, jenmani dicari penggemar tanaman hiasa karena keindahan daunnya. Tidak hanya jenmani dan gelombang cinta yang dicari penggemar tanaman hias, namun semua jenis anthurium  ikut diburu penggemar tanaman hias karena memiliki harga yang tinggi.
b.      Analogi, paragraf yang dikembangkan dengan membandigkan dua atau lebih benda yang dianggap memiliki kesamaan kemudian menarik kesimpulan.
Contoh: Gelombang cinta dapat dilihat dari gelombang daunnya. Indahnya gelombang cinta sama seperti gelombang air. Semakin banyak gelombang yang dihasilkan daunnya, semakin indah pula gelombang cinta. Begitu juga dengan gelombang air, semakin bergelombang air semakin indah untuk dinikmati. Dengan demikian, indahnya gelombang cinta dan air terletak pada gelombang yang dihasilkan.
c.       Sebab-akibat, paragraf yang dikembangkan berdasarkan huubungan sebab akibat. Dalam paragraf ini akibat bertindak sebagai gagasan pokok atau kesimpulan yang bersifat umum. Sebaliknya sebab bertindak sebagai gagasan penjelas atau perincian yang bersifat khusus.
Contoh : Gelombang cinta memiliki daun yang bergelombang, harga gelombang cinta juga tinggi. Tidak hanya itu, kepopuleran gelombang cinta membuat orang ingin memilikinya. Tidak heran banyak orang ingin membudidayakan gelombang cinta.
d.      Akibat-sebab, paragraf yang dikembangkan berdasarkan hubungan akibat sebab. Dalam paragraf ini sebab bertindak sebgai gagasasan pokok atau kesimpulan yang bersifat umum. Sebaliknya akibat bertindak sebagai gagasan penjelas atau perincian yang bersifat khusus.
Contoh : Para pembeli gelombang cinta terpaksa berdesak-desakan di luar took. Mereka juga berdesak-desakan di dalam took. Mereka ada yang duduk, ada yang berdiri, ada pula yang antre. Bahkan, ada yang duduk beralaskan Koran. Mereka rela mengantre karena harga gelombang cinta di took itu sangat murah.
3.    Pola Pengembangan Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal dan di akhir paragraf. Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat utama. Dalam hal ini kalimat terakhir umumnya mengulangi gagasan yang dinyatakan kalimat pertama dengan sedikit penekanan dan variasi.
4.    Pola Pengembangan Paragraf Naratif
Paragraf naratif adalah paragraf yang kalimat utamanya tersebar di seluruh bagian paragraf.
5.    Pola Pengembangan Paragraf Ineratif
Paragraf ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah-tengah bagian paragraf (di antara awal dan akhir paragraf).
Contoh: Seminggu menjelang hari raya Idhul Fitri, kebutuhan masyarakat semakin meningkat. Mulai dari harga makanan pokok hingga sandang. Masyarakat khawatir jika tidak mempersiapkan kebutuhan hari raya dari sekarang, stok kebutuhan menjelang hari raya semakin sedikit. Seriring meningkatnya kebutuhan orang banyak, rupanya kekhawatiran masyarakat tersebut dimanfaatkan oleh para pedagang untuk meningkatkan harga kebutuhan pokok. Karena perbuatan pedagang yang seperti ini, terpaksa masyarakat harus membeli dengan harga tinggi.

E. JENIS PARAGRAF
Secara garis besar terdapat 5 jenis paragraf yaitu paragraf deksripsi, paragraf eksposisi, paragraf narasi, paragraf persuasi, dan paragraf argumentasi.

1)      Paragraf Deskripsi

Paragraf deskripsi merupakan jenis paragraf yang sering anda temukan dalam novel bahkan cerita horor. Pengertian paragraf deskripsi adalah paragraf yang berusaha untuk mengajak para pembaca untuk turut serta merasakan apa yang diceritakan penulis serta melihat, dan mendengar. Pengertian paragraf deskripsi seringkali menggunakan kalimat yang berhubungan dengan “rasa”, dan penggunaan indera yang ada. Dengan adanya paragraf deskripsi seseorang pembaca dapat terhibur dengan bacaannya.

Contoh teks yang menggunakan paragraf deskripsi adalah sebagai berikut:

Langit masih hitam pekat. Sang surya masih enggan menampakkan kegagahannya. Ayam pun masih enggan berkokok. Warga kampung itu masih asyik dengan mimpi mereka. Akan tetapi, terdapat satu rumah yang terlihat berbeda. Rumah tersebut sudah dihiasi dengan tanda tanda kehidupan. Dari rumah yang tidak jauh dari masjid itu terdengar suara orang yang sedang menimba air di sumur.

 

2)      Paragraf Eksposisi

Paragraf eksposisi adalah jenis paragraf yang sering anda temukan dalam resep obat, dalam dunia jurnalistik seperti berita dan banyak lagi. Pengertian paragraf eksposisi adalah paragraf yang dibuat untuk menerangkan suatu hal kepada pembaca. Teks paragraf eksposisi mengandung banyak informasi di dalamnya. Dengan kata lain, dalam menulis paragraf eksposisi, penulis akan merinci suatu hal sehingga dapat menerangkan kepada pembaca. Dalam paragraf ekposisi, prinsip 5 W + 1 H jarang dilewatkan, berbeda dengan jenis paragraf lainnya.

Contoh paragraf Eksposisi:

Tenggelamnya kapal penumpang antar pulau, Mega Rezki, yang berkapasitas 266 penumpang merupakan kapal kedua yang tenggelam yang melintasi jalur menuju Pulau Baranglompo. Tenggelamnya kapal diduga karena terjadinya salah satu kerusakan mesin sehingga menyebabkan nahkoda kapal tidak dapat mengendalikan kapal sehingga kapal yang telah melebihi kapasitasnya ini kehilangan keseimbangan dan kemudian terbalik. Setelah dilakukan pencarian selama dua minggu, ditemukan bahwa terdapat 320 orang penumpang tewas tenggelam termasuk awak kapal dan nahkodanya.

 

3)      Paragraf Narasi

Jenis paragraf yang satu ini dapat anda temukan dalam banyak cerita. Pengertian paragraf narasi adalah jenis paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian secara kronologis. Dalam paragraf narasi umumnya terdapat alur cerita, tokoh dan latar.

Contoh teks paragraf narasi:

Untuk liburan kali ini, aku dan keluargaku berlibur ke kampung ibu saya, yaitu Bantaeng. Pagi hari tanggal 20 April, saya telah berbenah dan menyiapkan seluruh perbekalan yang kami butuhkan. Tak lupa juga saya membantu ibu untuk menyiapkan pakaian yang akan digunakan oleh adik saya. Sepanjang perjalanan, aku dan adik saya tak berhenti bercanda. Ibu saya pun bercerita tentang masa kecilnya di Banteng. Tak terasa perjalanan kurang lebih 9 jam sudah kami lampaui. Kami pun telah sampai. Sesampainya di sana, kami pun disambut nenek dan kakek. Wuah, suasana di sana begitu ramai. Ternyata ada saudara sepupu yang sedang berlibur di kampung. Liburan kali ini pasti akan sangat menyenangkan. 

 

4)      Paragraf Persuasi

Paragraf persuasi adalah paragraf sering anda temukan dalam buku kesehatan, motivasi dan banyak artikel yang mendorong anda untuk yakin terhadap tulisan atau paragraf tersebut. Pengertian paragraf persuasi adalah paragraf yang berisikan kalimat-kalimat penjelas pada awalnya dan pada akhir kalimat berisikan kalimat utama, adapun bentuk kalimat penjelasnya berupa mengajukan sejumlah fakta yang akan mendukung kalimat utama yang berbentuk dorongan ataupun ajakan untuk melakukan hal tersebut.

Contoh teks paragraf persuasi:

Untuk menjaga kesehatan tidak cukup dengan hanya minum vitamin. Olahraga pun juga penting. Melalui olahraga secara rutin, otomatis aliran darah kita pun akan menjadi lancar. Jantung pun juga sehat. Ditambah lagi pikiran kita akan lebih segar setelah berolahraga. Sehingga, jika ingin sehat rajinlah berolahraga.

 

5)      Paragraf Argumentasi

Jenis paragraf argumentasi ini sering anda temukan dalam artikel ilmiah seperti penemuan ataupun inovasi. Jenis paragraf ini juga sering anda baca pada proposal perencanaan dan sejenisnya. Pengertian paragraf argumentasi adalah paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan ataupun pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta. Dengan kata lain, paragraf argumentasi adalah paragraf yang diawali dengan kalimat utama berupa pernyataan ataupun pendapat penulis yang ingin diutarakan kemudian ditambahkan oleh kalimat penjelas yang berupa bukti dan fakta.

Contoh teks paragraf argumentasi:

Pencemaran lingkungan hampir terjadi di setiap Indonesia, terutama di kota-kota besar. Pencemaran lingkungan tersebut, antara lain, polusi udara dari kendaraan bermotor yang jumlahnya semakin lama semakin bertambah banyak, pembuangan limbah industri dari pabrik pabrik yang tidak sesuai dengan prosedur, dan ulah masyarakat sendiri yang sering membuang sampah sembarangan. Pencemaran lingkungan tersebut dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar, contohnya udara menjadi kotor dan tidak sehat, menyebarnya berbagai virus dan bakteri atau terjangkitnya wabah penyakitnya, serta bencana banjir karena saluran saluran air tersumbat oleh sampah.

 

BAB III

PENUTUP

 

A. KESIMPULAN
Paragraf (Alenia) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dari pada kalimat. Paragraf merupakan kumpulan kalimat, tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul, melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam satu rangkaian yang membentuk suatu kalimat. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu bahasa Indonesia dapat memberi kita ilmu pengetahuan yang mendalam dan bahasa Indonesia adalah bahasa resmi kebangsaan.

B. SARAN
Sebaiknya dalam penyusunan paragraf harus menggunakan aturan-aturan yang sudah disepakati, karena masih banyak orang yang menulis sebuah paragraf bahkan wacana tidak mengikuti aturan-aturan dalam penulisan paragraf yang baik dan benar.
Dalam membuat suatu paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat. Kita harus mengetahui dahulu kalimat yang akan disusun menjadi sebuah paragraf. Paragraf tersebut harus memiliki hubungan yang erat dan memenuhi syarat-syarat yang telah kita bahas pada makalah ini.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Ermanto dan Emidar. 2012. Bahasa Indonesia Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Padang : UNP Press.

Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Depdiknasa.
Dini, Dahlia dan Sitorus. 2004. Bimbingan Pemantapan Bahasa Indonesia. Bandung : CV Yrama Widya.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar